PAEI.OR.ID – Permasalahan Covid-19 ini tidak hanya berdampak terhadap kesehatan, namun juga berdampak pada ekonomi dan sosial. Sehingga Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terus berupaya dalam melakukan percepatan penanganan Covid-19 di Sumsel.
Salah satunya, Pemprov Sumsel melalui Dinas Kesehatan Sumsel berkolaborasi dengan Persatuan Ahli Epideomolgi Indonesia (PAEI) Cabang Sumsel melakukan anilisis epidemiologi.
Ini dilakukan guna membantu mendapatkan hasil analisis yang tepat bidang epidemiologi. Sehingga kebijakan yang diambil dalam percepatan penanganan Covid-19 di Sumsel juga tepat.
Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi (PAEI) Cabang Sumsel, dr.H Hibsah Ridwan MSc menyampaikan hasil analisisnya.
Menurutnya di Sumsel menuju new normal secara umum masih perlu pertimbangan. Karena ada tiga indikator jika ingin melakukan kelonggaran yaitu epidemiologi, kesehatan publik, dan fasilitas kesehatan.
“Kalau dilihat dari indikator kesehatan publik, di Sumsel angka kematian bisa dikatakan rendah, kemudian di indikator pelayanan kesehatan juga cukup bagus, didukung pula dengan adanya Rumah Sehat Covid-19 di Jakabaring,” katanya beberapa waktu lalu.
Tapi di sisi epidemiologi, di Sumsel angka Rt (efektif reproduction rate) atau rata-rata angka penyebaran kasus, masih diatas 1.
Namun tidak sampai diangka 2. Untuk menilai Rt ini pihaknya gunakan dengan dua cara, yang mengamati statistik grafik harian penyakit Covid-19 dan dengan survei contact rate.
Menurutnya, di Sumsel telah dilakukan survei oleh tim kami yang didalamnya ada dari Fakultas Kedokteran Unsri bahwa rata-rata kontak orang sebelum PSBB Palembang-Prabumilih atau bulan lalu angkanya 14, saat ini menjadi 6,4. Artinya saat PSBB satu orang rata-rata berkontak dengan 6,4 orang. Nah kalau dihubungkan ke Rt tadi masih diatas 1.
“Memang menjadi syarat kita menuju normal baru ini, angka Rt stabil dibawah 1, selama 2 minggu, artinya terjadi penurunan kasus yang stabil. Kuncinya di situ,” ungkapnya.
Kemudian 80 persen klaster kasus diketahui, sehingga bisa di tracing, ditesting dan treatment dengan baik. Di Sumsel tracing, testing dan treatment sudah bagus. Sebenarnya semakin banyak kasus ditemukan semakin baik. Jadi jangan takut kalau ada kasus banyak, asal penanganannya baik.
“Selanjutnya syarat menuju new normal ini angka kematian yang semakin menurun. Di Sumsel angka kematian masih 3,7 persen,” ujarnya.
Tim PAEI Cabang Sumsel yang dipimpin oleh dr Hibsah didampingi oleh Ahli Epidemiologi FKM Unsri dr Rico Januar Sitorus, SKM MKes Epid, Ahli Epidemologi FK-IKM Unsri dr Iche A Liberty, SKM MKes, Ahli Epidemologi Bapelkes Sumsel dr Nugi Nurdin SKM MSi, telah menghadap Gubernur Sumsel H Herman Deru.
“Sebagai masukan harus terus meningkatkan disiplin masyarakat, terhadap protokol kesehatan, seperti pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dan sebagai. Dengan dapat menurunkan Rt kurang dari 1,” imbunya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Lesty Nurainy Apt MKes mengatakan, melibatkan PAEI ini agar membantu mendapatkan hasil analisa atau kajian epidemologi dari kondisi ril yang ada. Yang nanti menjadi dasar kebijakan pemerintah Provinsi Sumsel.
“Hasil dari kajian tersebut menjadi masukan bagi Gubernur dalam mengambil kebijakan dalam menangani Covid-19 di Sumsel,” katanya.
Selain itu, Dinas Kesehatan Sumsel juga melibatkan Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS). Ini guna mengawasi pelayanan kesehatan di rumah sakit, memastikan rumah sakit melayani pasien Covid-19 sesuai prosedur.
“Dinkes pula menggandeng banyak organisasi kesehatan, karena memang urusan ini menjadi tugas bersama. Mulai dari IDI, PPNI, IDAI, PABDI, juga para akademisi dari berbagai bidang,” jelasnya.
Sementara itu untuk memudahkan koordinasi dengan PAEI maka difasilitasi tempatnya di Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel.
Sumber: tribunsumselwiki.tribunnews.com