PAEI.OR.ID – Jenis jenis vaksin dapat dibedakan menurut bahan imun yang digunakan komponen virus.
A. Berdasarkan bahan imun yang digunakan ada dua jenis vaksin, yaitu:
- “Attenuated whole-agent vaccines” yaitu : Vaksin hidup yang terbuat dari virus hidup yang diatenuasikan dengan cara pasase berseri pada biakan sel tertentu atau telur ayam berembrio. Dalam proses ini akumulasi dari mutasi umumnya menyebabkan hilangnya virulensi virus secara progresif bagi inang aslinya. Didalam vaksin mengandung virus hidup yang dapat berkembang biak dan merangsang respon imun tanpa menimbulkan sakit. Jenis vaksin ini memiliki karakteristik:
- Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang.
- Virus yang telah dilemahkan tersebut dapat bereplikasi di dalam tubuh, meningkatkan dosis asli, dan berperan sebagai imunisasi ulangan.
- Keefektifan dapat mencapai 95%
- Seringkali tidak memerlukan imunisasi ulangan
- Tidak disarankan untuk pasien kompromis
Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC, vaksin demam tifoid.
- “Inactivated whole-agent vaccines”, Vaksin inaktif dihasilkan dengan menghancurkan infektivitasnya sedangkan imunogenitasnya masih dipertahankan dengan cara: Fisik misalnya dengan pemanasan, radiasi dan Chemis, dengan bahan kimia fenol, betapropiolakton, formaldehid, Dengan perlakuan ini virus menjadi inaktif tetapi imunogenitasnya masih ada. Vaksin ini sangat aman karena tidak infeksius, namun diperlukan jumlah yang banyak untuk menimbulkan respon antibody. Jenis vaksin ini memiliki karakteristik memakai mikroba yang sudah dibunuh dengan formalin ataupun fenol. Contoh: vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin pneumonia pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin demam tifoid.
B. Berdasar komponen virus:
- Vaksin Sub Unit
Vaksin sub unit merupakan vaksin yang dibuat dari komponen virus. Teknik yang relatif baru dalam produksi vaksin adalah dengan melakukan kloning dari gen virus melalui rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe.
Vaksin sub unit merupakan vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dari mikroorganisme yang imunogenik secara alamiah misalnya hepatitis B, atau virus yang dipisahkan dengan detergen misalnya influenza.
2. Vaksin Idiotipe
Vaksin idiotipe merupakan vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai antigen. Vaksin ini dapat menghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai dan pemblokiran terhadap reseptor pre sel B.
3. Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus sebagai vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus lainnya, misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke dalam genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini menghasilkan respon antibodi yang baik.
4. Vaksin DNA
Vaksin DNA (naked plasmid DNA) , suatu pendekatan yang relatif baru dalam teknologi vaksin yang memiliki potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA gen tertentu dari mikroba diklon kedalam suatu plasmid bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan kedalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap dalam nukleus sebagai episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel (kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya. Selain itu vektor plasmid mengandung sekuens nukleotida yang bersifat imunostimulan yang akan menginduksi imunitas seluler.
Beberapa kelemahan vaksin DNA bahwa kemungkinan DNA dalam vektor plasmid akan berintegrasi kedalam genom host/inang, kemungkinan akan menginduksi tumor atau menginduksi terbentuknya antibodi terhadap DNA. Selain itu vaksin DNA dapat menginduksi respon imun seluler yang kuat tidak hanya terhadap antigen mikroba melainkan juga terhadap antigen inangnya. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui keamanan vaksin DNA yang efektif terhadap patogen intraseluler.
Pengujian vaksin
Pengujian mutu vaksin, khususnya pengujian pada produk akhir di Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) Badan POM, dilakukan sesuai dengan WHO Expert Committee and Technical Report Series. Bermacam-macam publikasi Technical Report Series telah diterbitkan sesuai jenis vaksinnya. Secara umum pembuatan vaksin harus memenuhi persyaratan pengujian selama proses pembuatan maupun untuk produk akhir sehingga dapat diperoleh vaksin yang aman dan efektif sesuai maksud penggunaannya. Bermacam-macam uji perlu dilakukan terhadap bahan yang digunakan untuk produksi seperti substrat untuk pembiakan virus maupun media untuk bakteri dan lain-lain bahan tambahan serta terhadap produk setengah jadi. Pengujian vaksin
Hubungan antara Imunisasi dan Vaksinasi
Pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu disebut Vaksinasi. Disebut juga Imunisasi aktif karena vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Sedangkan imunisasi pasif adalah, manusia atau hewan secara pasif menerima bahan yang sudah mengandung zat kekebalan (antibody). Misalnya pemberian ADS (Anti Diphtheria Serum), ATS (Anti Tetanus Serum). (Masdalina Pane)
Baca Vaksinasi dan Vaksin