- Siapa yang terkena?
- Bilamana hal tersebut terjadi?
- Bagaimana terjadinya?
- Dimana kejadian tersebut?
- Berapa jumlah orang yang terkena?
- Bagaimana penyebarannya?
- Bagaimana ciri-ciri orang yang terkena?
Tujuan epidemiologi deskriptif adalah :
- Untuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga dapat diduga kelompok mana di masyarakat yang paling banyak terserang.
- Untuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai kelompok.
- Untuk mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin berhubungan terhadap masalah kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis).
Berdasarkan unit pengamatan/analisis epidemiologi deskriptif dibagi 2 kategori :
- Populasi : Studi Korelasi Populasi, Rangkaian Berkala (time series).
- Individu : Laporan Kasus (case report), Rangkaian Kasus (case series), Studi Potong Lintang (Cross-sectional).
JENIS PENELITIAN
STUDI KORELASI POPULASI
Studi epidemiologi dengan populasi sebagai unit analisis yang bertujuan mendeskripsikan hubungan korelatif antara penyakit dan faktor-faktor penelitian. Faktor-faktor yang digunakan : umur, bulan, penggunaan pelayanan kesehatan, konsumsi jenis makanan, obat-obatan, sigaret dll.
Unit observasi/unit analisis adalah kelompok individu, komunitas, atau populasi yang lebih besar.
- 2 VARIABEL (x : Paparan, Y : penyakit) diukur pada tiap-tiap unit observasi
- Kemudian sejumlah n pasangan (X,Y) dipertemukan untuk dicari hubungannya.
- Kekuatan hubungan linear antara X dan Y dihitung dalam koefisien korelatif r, mengukur berapa besar perubahan tiap unit frekuensi penyakit diikuti perubahan setiap unit paparan
- Contoh : Studi korelasi populasi untuk mempelajari hubungan korelatif antara kematian karena kanker paru pada pria tahun 1950 dan konsumsi sigaret pada tahun 1930 di berbagai negara.
- Dapat menggunakan data insidensi, prevalensi dan mortalitas
- Digunakan pada penyelidikan awal hubungan paparan dan penyakit
- Mudah dilakukan dan murah dengan memanfaatkan informasi yang tersedia
- Departemen pemerintah dan Biro Pusat statistik secara teratur mengumpulkan data demografi yang dapat dikolerasikan dengan data morbiditas, mortalitas dan penggunaan sumber daya kesehatan yang dikumpulkan Departmen Kesehatan.
- Tidak mampu mengatasi kesenjangan status paparan dan penyakit pada tingkat populasi dan individu. Kita tidak mengetahui apakah seseorang yang terpapar juga berpenyakit.
- Tidak mampu mengontrol faktor perancu
- Contoh : terlepas dari korelasi positif yang kuat antara merokok dengan kematian Ca paru, dapat diduga bahwa perkiraan tersebut lebih besar dari sesungguhnya, karena adanya faktor lain : polusi udara, asbes, radium, hidrokarbon, radiasi dll.
RANGKAIAN BERKALA
Studi epidemiologi yang bertujuan mendeskripsikan dan mempelajari frekuensi penyakit atau status kesehatan satu/beberapa populasi berdasarkan serangkaian pengamatan pada beberapa sekuens waktu. Ciri rangkaian berkala adalah menghubungkan variasi frekuensi penyakit dari waktu ke waktu.
Manfaat studi rangkaian berkala adalah:
- Meramalkan kejadian penyakit berikutnya berdasarkan pengalaman lampau
- Mengevaluasi efektifitas intervensi kesehatan masyarakat
Rangkaian berkala merupakan salah satu rancangan eksperimen semu untuk mengevaluasi efektivitas intervensi. Evaluasi dilakukan dengan cara : mempelajari perubahan gerakan kurva frekuensi penyakit pada populasi selama beberapa interval waktu, baik sebelum maupun sesudah implementasi intervensi pada populasi.
Contoh : rangkaian berkala untuk mengevaluasi efektifitas peraturan senjata api di Detroit.
Komponen pembentuk rangkaian berkala yang dapat merancukan pengaruh intervensi sebenarnya
- Kecenderungan sekuler
- Variasi Musim
- Variasi Siklik
- Variasi Acak (Random)