PAEI SULSEL – Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Indonesia cabang Sulawesi selatan kembali mensosialisasikan Upaya penanggulangan Current Issue Epidemiologi untuk memerangi segala hal penyakit yang terdeteksi di Indonesia khsusnya di Sulawesi selatan.
Ketua Umum PAEI Cabang Sulsel, Prof. Ridwan Amiruddin memaparkan bahwa penyebab utama kematian di Indonesia adalah penyakit stroke, dan adanya transisi dari penyakit menular dan tertular.
“Di Indonesia itu setiap tahun ada sekitar 300 ibu hamil yang meninggal, dan disini bagaimana teman-teman media dan Epidemiologi untuk mensosialisasikan terus cara pencegahan dari transisi penyakit tersebut dalam kehidupan dsehari-hari,” Kata Ridwan, di Hotel Grand Imawan Makassar, Jum’at (18/8/17).
Ia juga mengajak kepada seluruh perhimpunan PAEI di Indonesia khususnya di Sulsel untuk mengetahui bagaimana cara mencegah Virus yang sering tertular disekian banyak wilayah.
“Perkembangan PAEI sekarang ini hampir setiap provinsi ada di Indonesia, yang pertama mendeteksi penyakit atau KLB sedeteksi dini mungkin,” paparnya.
“Teman-teman juga harus mengetahui bagaimana mencegah virus antrax, karena dari sekian banyak di wilayah virus ini yang paling banyak datangi oleh hewan-hewan sekitar, khususnya di Sulsel dan kabupaten maros Antrax ini paling banyak menyerang sapi. Jadi bagaimana Epidemiologi ini mencegah virus yang mematikan itu,” ucap Ridwan Amiriddin.
Dengan begitu, Prof Ridwan Amiruddin menjelaskan cara pencegahan agar penyakit yang seringkali tertular dalam kebidupan sehari-hari dan Kemudian bagaimana peran PAEI di Indonesia khususnya di Sulsel?, yaitu bagaimana menjaga survelans penyakit tropis, deteksi lab dan investigasi Epidemiologi.
“Pola makan kita terlalu tinggi karbohidrat dan kurangnya makanan serap dan buah sayuran. Kemudiannkita di Sulsel paling tinggi sering makan coto, konro dan sebagainya. fisical activity karena kita orang Sulsel kurang bergerak dan berolaharaga, penggunaan tembakau di Indonesia paling tinggi dengan 63% frekuensinya untuk laki-laki, dan untuk semua jenis kelamin itu 43%. Gelombang kultural yaitu bagaimana menjadikan hidup sehat dengan budaya,” demikian Ridwan. (Sumber: Teropong Rakyat)